Minggu, 17 Juli 2011

Bakti Seorang Anak Pada Ibu

Azzahra membanggakan ibunya, karena di sana ada tungku api yang masih membara.Ia berlari memetik sebilah pelepah daun bayam,dikunyahnya,kemudian dimuntahkan lagi.Ibunya terbelalak lalu berteriak.Sedetik pergi.Kemudian sunyi.
 
Rengekan anak cenggeret memecah daun jati saat siang berganti.5jam kemudian berulang,berpulang pada kelam. Saat itu cenggeret terdiam karena mendengar azan dari surau Tuhan saling bersautan.
Mereka menunggu,tapi suaranya sudah layu.. Sedangkan warna langit tak lagi membiru…
 
Menunggu itu membosankan.Sedangkan menanti tak ada tepi.Lautan bertepi tapi pandangan tak ada henti.Sirip-sirip ikan tuna membara padahal laut sedingin kutub utara.Hari ini ternyata berawan,tapi mereka berkawan lawan.
 
Azzahra memelihara cenggeret di kebunya.Paginya ikan tuna berkata padanya_
Siripku membeku.Tubuhku kaku.Tolong taruh aku di tungku.

Untuk ibu.




 
By: afm
Salatiga/-/09/10

Cukup, Aku Berhenti di Sini

Masih bagus namaku diingatnya.!
Aku bercerita pada sajak,dua tahun yang lalu.Mungkin saat itu hanya ada daftar namaku,bahkan dalam daftar menu makan malamnya.Aku menyampaikan pesan pada beberapa bait puisi.Bait ini berisi catatan hidupnya dan masih tertulis jelas ukiran namanya dalam empat puluh empat daftar nama batu jingga.

Seorang anak kecil yang buta saja terdiam saat merasakan angin senja.Dari tangisnya.Kenapa aku harus membisu dan berseteru pada nasibku.?Bukan takdirku.?Aku tidak tahu.Diam saja.Tidak.Aku masih ingin.Jangan.Jangan diam saja.Lalu apa?Lalu tertawalah.Aku ingin tertawa lagi saat mengenangmu.

Terkadang waktu menunjukkan hukuman,bukan pengampunan.Memang benar?Ini bukan klimaks dari pertunjukan drama wayang orang?Sebuah permainan perasaan.Dimana kau harus duduk,berjalan,dan berkata sesuai jalan cerita.Kapan kau tertawa,menangis,dan tertidur sesuai arahan sang sutradara.Aku tidak kalah saat kau menang,karena aku menunggu akhir jalanku.Aku ingin melihat bagaimana kelak dia bisa berdiri dan berlari.Kemudian saat kau tidak melakonkan peran apapun,saat itulah aku telah menang.Saat kau terduduk dan menangis di sampingku,di samping pemakamanku.
Hhhaa,.(tertawa kecil)
Ayo,.
Tertawalah,.!
Jangan menangis,.!

Apakah kau tidak ingin merayakan kemenanganku,.!?





By: afm
Semarang,12/10/2010

Sore Ini Turun Hujan

Kadang aku tersesat dalam hutan pengertian,
dimana pinus berdiri seangkuh pilar kedigdayaan.
Ketika daunan berguguran,
batang meneteskan getahnya.

_Bunga tahunan pun jarang berkembang,
karena habis dimakan ketidakpedulian.
 
Beberapa setapak berbatu kadang menunjukan tujuanya.
Terjal memang,
seterjal tebing kejujuran yang tidak berbagi.
Beberapa setapak berdebu kadang juga menunjukan asanya.
Kalut memang,
sekalut kabut pengertian yang tidak bertemu.

Tanah bertuah ditumbuhi kebohongan,
sedangkan tebing berlembah selalu tertutup selimut berkabut.
Pengertianmu abad ini terkikis gerimis kemudian habis___
 







By: afm 
Salatiga/21/08/10