Minggu, 17 Juli 2011

Cukup, Aku Berhenti di Sini

Masih bagus namaku diingatnya.!
Aku bercerita pada sajak,dua tahun yang lalu.Mungkin saat itu hanya ada daftar namaku,bahkan dalam daftar menu makan malamnya.Aku menyampaikan pesan pada beberapa bait puisi.Bait ini berisi catatan hidupnya dan masih tertulis jelas ukiran namanya dalam empat puluh empat daftar nama batu jingga.

Seorang anak kecil yang buta saja terdiam saat merasakan angin senja.Dari tangisnya.Kenapa aku harus membisu dan berseteru pada nasibku.?Bukan takdirku.?Aku tidak tahu.Diam saja.Tidak.Aku masih ingin.Jangan.Jangan diam saja.Lalu apa?Lalu tertawalah.Aku ingin tertawa lagi saat mengenangmu.

Terkadang waktu menunjukkan hukuman,bukan pengampunan.Memang benar?Ini bukan klimaks dari pertunjukan drama wayang orang?Sebuah permainan perasaan.Dimana kau harus duduk,berjalan,dan berkata sesuai jalan cerita.Kapan kau tertawa,menangis,dan tertidur sesuai arahan sang sutradara.Aku tidak kalah saat kau menang,karena aku menunggu akhir jalanku.Aku ingin melihat bagaimana kelak dia bisa berdiri dan berlari.Kemudian saat kau tidak melakonkan peran apapun,saat itulah aku telah menang.Saat kau terduduk dan menangis di sampingku,di samping pemakamanku.
Hhhaa,.(tertawa kecil)
Ayo,.
Tertawalah,.!
Jangan menangis,.!

Apakah kau tidak ingin merayakan kemenanganku,.!?





By: afm
Semarang,12/10/2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar